Kaltim Live! Jakarta – Indonesia mencetak sejarah baru dalam pasar karbon global dengan meresmikan Perdagangan Internasional Perdana Unit Karbon melalui platform IDXCarbon, Senin (20/1/2025). Peresmian yang digelar di Main Hall Bursa Efek Indonesia (BEI) ini menjadi tonggak penting bagi upaya Indonesia memimpin perdagangan karbon di kawasan dan dunia.
Acara ini dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq, Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni, Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar, serta Direktur Utama BEI Iman Rachman. Selain itu, perwakilan negara sahabat, lembaga pemerintah, asosiasi, dan dunia usaha turut hadir untuk mendukung inisiatif ini.
Peresmian perdagangan karbon internasional ini menjadi bukti nyata komitmen Indonesia setelah COP 29 dan implementasi Artikel 6 Perjanjian Paris. Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, menegaskan bahwa perdagangan karbon ini dibangun berdasarkan ekosistem yang transparan dan inklusif.
“Setiap Sertifikat Pengurangan Emisi (SPE) yang diperdagangkan melalui IDXCarbon memiliki integritas tinggi. Hal ini memastikan tidak ada risiko double accounting, double payment, atau double claim,” ujarnya.
Sebagai langkah awal, Indonesia telah mengotorisasi sebanyak 1,78 juta ton CO2e dari sektor energi untuk perdagangan karbon. Proyek-proyek unggulan seperti PLTGU Priok Blok 4, PLTM Gunung Wugul, hingga PLTGU Muara Karang Blok 3 menjadi sumber utama unit karbon yang diperdagangkan.
Sejak diluncurkan pada September 2023, IDXCarbon telah berkembang pesat. Hingga akhir 2024, jumlah peserta yang terdaftar mencapai 100 perusahaan, melonjak dari 16 peserta awal. Direktur Utama BEI, Iman Rachman, menyebut IDXCarbon mengintegrasikan praktik terbaik global dalam perdagangan kuota emisi dan kredit karbon.
“Platform ini memungkinkan perdagangan domestik dan internasional dengan sistem yang solid dan andal. Perdagangan perdana ini membuktikan kesiapan Indonesia untuk bersaing di pasar karbon global,” jelasnya.
Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, menekankan pentingnya inisiatif ini dalam memperkuat ekonomi nasional. “Dalam waktu singkat, Indonesia menunjukkan kepemimpinan yang luar biasa di pasar karbon global. Ini membuka peluang besar untuk menarik investasi dan mempercepat transisi ekonomi hijau,” kata Mahendra.
Perdagangan karbon diproyeksikan akan menjadi pilar penting dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan. Kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, lembaga keuangan, dan komunitas global menjadi kunci keberhasilan perdagangan ini.
Perdagangan karbon ini merupakan bagian dari strategi Indonesia mencapai target net-zero emissions pada 2060. Pemerintah, melalui Kementerian Lingkungan Hidup, telah memperkuat sistem registrasi nasional, pengukuran, pelaporan, serta verifikasi emisi.
Dengan langkah ini, Indonesia tidak hanya memimpin di tingkat regional tetapi juga siap menjadi pemain utama dalam upaya global melawan perubahan iklim. Perdagangan karbon melalui IDXCarbon adalah awal dari transformasi besar yang akan membawa manfaat ekonomi sekaligus lingkungan bagi generasi mendatang. (Kaltim Live)