Kaltim Live! Samarinda – Jendela dan Pena meluncurkan EP album bertajuk ‘Metamorfosa’ pada 6 Juni 2025.
Grup musik sederhana yang berasal dari Samarinda ini, merupakan kumpulan tiga orang kawan lama, yang dahulu “terjebak” pada dunia seni teater, yang dekat dekat dengan unsur kesusatraan dan musik.
Pada awalnya, para personal Jendela dan Pena adalah penata/pemain musik pada setiap pertujunkan teater di Kota Tepian. Hal inilah, yang mendekatkan mereka, untuk menjadi satu grup.
Kesukaan pada sastra, dan memusikalisasikan puisi menjadi lagu sederhana, adalah ciri khas Rudini Kusuma (vocal), Nata (gitar) dan Dako Chandra (viola), yang akhirnya memutuskan membentuk Jendela dan Pena pada 2016 silam.
Baca berita Kaltim Live! Komunitas Healing di IKN: Ruang Baru untuk Bertumbuh
Setelah meluncurkan EP ‘Alinea Pertama’, pada 2018 lalu, 7 tahun kemudian mereka kembali melahirkan album yang terdiri dari 9 lagu, yakni Metamorfosa, Di Sebelahmu, Alam Memeluk Kita, Reda, Di Teras Rumah, Bila Kita Adalah Puisi, Bunga Bakung & Seorang Pria, Sang Periang dan Bulan.
Dengan ciri khas iringan alunan biola dan gitar akustik, ‘Metamorfosa’ menyuguhkan orkestrasi musik yang kuat untuk menyampaikan emosi, sehingga membuat pendengarnya hanyut pada setiap cerita yang ingin diceritakan. Di tambah lagi dengan kekuatan lirik berupa puisi, yang indah dan mudah dipahami.
‘Metamorfosa’ mengangkat premis tentang lika liku fase kehidupan dalam beberapa peran dan harapan mereka secara personal, namun sangat dekat, dengan realitas kehidupan semua orang. Tidak hanya mengangkat kisah romansa antarmanusia, tetapi juga tentang hubungan manusia dengan alam.
“Melalui album ini, Jendela dan Pena mengajak semua orang agar tetap mensyukuri setiap lara dan bahagianya kehidupan, sebab sebagai makhluk sempurna, sejatinya manusia selalu bisa memaknai setiap hal lalu bermetamorfosa ke versi yang lebih baik dari sebelumnya,” tulis keterangan resmi yang diterima redaksi Kaltim Live!.
Baca berita Kaltim Live! Gubernur Kaltim dan Wali Kota Balikpapan Kunjungi Jemaah Haji Kloter 1 di Mekkah
Bila dibandingkan dengan EP pertamanya, band ini turut bermetamorfosa dari sisi pengkaryaan. Banyak ruang eksplorasi yang lebih variatif dalam penciptaan musikalisasi di album metamorfosa.
“Pengerjaan album ini membutuhkan kurang lebih 2 tahun, karena terkendala dengan kesibukan kehidupan mereka masing-masing sebagai kepala keluarga. Perlahan tapi pasti, semua proses kreatif dimulai dari brainstorming ide hingga tahapan recording, dikerjakan sendiri oleh mereka. Alhasil, Album ini lahir dan layak untuk dirayakan,” sambung mereka.
Konsistensi dalam bermusik, serta karakter yang kuat dalam setiap karya mereka, menjadikan Jendela dan Pena sebagai grup musik dari Kalimantan Timur yang tidak bisa dianggap sebelah mata dan selalu ditunggu-tunggu karyanya. Album metamorfosa dapat didengarkan di seluruh digital streaming platform, mulai tanggal 6 Juni 2025. (Kaltim Live)