Properti Balikpapan: Tipe Kecil Masih Jadi Primadona Meski Harga Naik

Kaltim Live! Balikpapan –  Pasar properti residensial di Balikpapan terus menunjukkan geliat positif. Berdasarkan hasil Survei Harga Properti Residensial (SHPR) yang dirilis Bank Indonesia, harga rumah di pasar primer pada triwulan I 2025 kembali mencatatkan pertumbuhan meski dalam laju yang sedikit lebih lambat dibanding triwulan sebelumnya.

Dari data Kantor Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan, Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) Balikpapan tumbuh sebesar 1,31% (yoy) pada triwulan I 2025, melanjutkan tren naik dari triwulan IV 2024 yang tumbuh 1,55% (yoy). Pertumbuhan ini mencerminkan masih kuatnya minat pasar terhadap sektor properti di tengah tantangan ekonomi global.

Kenaikan harga paling signifikan terjadi pada properti tipe besar (luas bangunan di atas 70 m²) yang naik 1,34% (yoy), sedikit lebih tinggi dibanding pertumbuhan 1,28% pada triwulan sebelumnya. Sementara itu, harga rumah tipe kecil (≤36 m²) dan tipe menengah (36–70 m²) masing-masing naik 1,59% dan 1%, namun melambat dibanding pertumbuhan pada triwulan IV 2024 yang mencapai 2,01% dan 1,35%.

Meski harga rumah terus merangkak naik, sisi permintaan justru mengalami kontraksi. Jumlah unit properti yang terjual pada triwulan I 2025 turun drastis sebesar 22% dibandingkan triwulan sebelumnya — dari 208 unit menjadi hanya 162 unit. Penurunan ini diduga kuat dipengaruhi oleh naiknya harga bahan bangunan dan jasa tukang, yang turut mendorong harga jual rumah ke atas.

“Namun demikian, tren penjualan tetap menunjukkan pola yang menarik. Seperti periode sebelumnya, rumah tipe kecil masih mendominasi pasar, mencerminkan tingginya minat masyarakat terhadap hunian yang terjangkau, terutama di segmen rumah bersubsidi,” ucap Kepala KPw BI Balikpapan Robi Ariadi belum lama ini.

Dalam upaya menjaga daya dorong sektor properti, Bank Indonesia menyatakan komitmennya untuk terus mendukung program prioritas pemerintah di bidang perumahan melalui kebijakan insentif likuiditas makroprudensial (KLM). Mulai 1 April 2025, BI akan menaikkan insentif KLM dari 4% menjadi 5% dari Dana Pihak Ketiga (DPK).

Lebih menarik lagi, total alokasi KLM khusus sektor perumahan naik drastis dari rencana awal Rp23 triliun menjadi Rp103 triliun secara nasional. Insentif ini akan mengurangi kewajiban Giro Wajib Minimum (GWM) perbankan, dengan harapan bank lebih aktif menyalurkan pembiayaan ke sektor-sektor prioritas seperti perumahan rakyat, real estate, dan konstruksi.

“Secara keseluruhan, pasar properti Balikpapan masih menunjukkan daya tahan di tengah tekanan biaya. Meningkatnya harga rumah, khususnya tipe besar, menunjukkan kepercayaan pengembang terhadap prospek jangka panjang. Namun, penurunan volume penjualan patut dicermati sebagai sinyal perlunya langkah korektif agar pasar tetap inklusif dan terjangkau,” ujarnya.

Dengan dukungan kebijakan likuiditas dari Bank Indonesia, harapannya pasar properti residensial dapat terus tumbuh secara sehat dan berkelanjutan, menjangkau lebih banyak lapisan masyarakat tanpa mengorbankan stabilitas ekonomi.(Kaltim Live)

TAG:

TRENDING

Pilihan Editor

Berita Lainnya

Kaltim Live! adalah media berbasis online yang menawarkan perspektif berbeda untuk melihat Kalimantan Timur.

Copyright © 2024. Kaltim Live!