Pemuda Peduli Pangan Lokal: Merawat Tradisi, Membangun Ketahanan Pangan Masa Depan

Suasana pelatihan pengelolaan sumber daya lokal secara berkelanjutan, salah satu kegiatan unggulan dalam Jambore Pemuda Peduli Pangan Lokal.

Kaltim Live! Kutai Barat –  Di tengah ancaman krisis pangan global dan menipisnya minat generasi muda pada dunia pertanian, sebuah inisiatif inspiratif hadir dari jantung Kalimantan Timur. Konsorsium Sempekat Lestari (KSL) bersama Parara, dengan dukungan Kementerian Kebudayaan RI, menggagas Jambore Pemuda Peduli Pangan Lokal (JPPPL) yang berlangsung pada 24–27 Juli 2025 di Kampung Linggang Malapeh, Kecamatan Linggang Bigung, Kabupaten Kutai Barat.

Mengusung tema “Pemuda Sebagai Penggerak Budaya Tradisi Ketahanan Pangan Lokal dalam Meningkatkan Ekonomi Lokal di Era Industri 5.0”, JPPPL 2025 menjadi ajang reflektif sekaligus edukatif yang menjembatani generasi muda dengan akar budaya dan sumber pangan lokal. Di tengah era digitalisasi dan modernisasi, kegiatan ini mengajak pemuda kembali terkoneksi dengan tanah, tradisi, dan kearifan lokal sebagai basis keberlanjutan dan ekonomi masa depan.

Indonesia sebagai negara agraris memiliki potensi besar membangun kedaulatan pangan dari dalam negeri. Namun, fakta menurunnya minat anak muda menjadi petani dan meningkatnya ketergantungan terhadap pangan impor menjadi tantangan serius. Dalam konteks ini, komunitas adat justru masih menyimpan pengetahuan tradisional yang menopang sistem pangan berkelanjutan dan memperkuat identitas lokal.

Bupati Kutai Barat, Frederick Edwin, dalam sambutannya menyampaikan komitmen pemerintah daerah dalam mendukung pelestarian budaya dan pangan lokal:

“Pemuda Kutai Barat harus menjadi pelopor pelestarian pangan dan budaya lokal yang diwariskan leluhur. Kegiatan ini menjadi modal kuat bagi pembangunan ekonomi berbasis kearifan lokal. Kami berharap generasi muda menjadi motor penggerak pembangunan berkelanjutan,” tegasnya.

Hal senada diungkapkan Sjamsul Hadi, Direktur Bina Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat, saat membuka kegiatan. “Pangan lokal dan budaya adalah dua entitas yang tak terpisahkan. Melalui jambore ini, pemuda diajak untuk membangun masa depan berkelanjutan yang adil dan berakar pada nilai-nilai lokal. Ini adalah bentuk nyata dari transformasi berbasis budaya,” ujar Sjamsul.

Selama empat hari pelaksanaan, Jambore Pemuda Peduli Pangan Lokal (JPPPL) menghadirkan beragam kegiatan yang bertujuan menggugah kesadaran sekaligus memperluas wawasan generasi muda terhadap isu pangan dan budaya lokal. 

Mulai dari paparan kebijakan pemerintah mengenai ketahanan pangan dan masyarakat adat, diskusi kewirausahaan berbasis produk pangan lokal, pelatihan pengelolaan sumber daya secara berkelanjutan, hingga sesi inspiratif bersama budayawan dan pelaku budaya pangan, seluruh rangkaian dirancang untuk menyentuh berbagai aspek penting dalam ekosistem pangan berbasis tradisi.

Melalui pendekatan tersebut, JPPPL diharapkan mampu menumbuhkan kepedulian pemuda terhadap tradisi pangan masyarakat adat, mendorong munculnya usaha kecil berbasis pangan tradisional, serta membentuk karakter pemuda yang peduli terhadap budaya dan lingkungan. Selain itu, kegiatan ini juga diharapkan menjadi pemantik dalam upaya pelestarian komoditas pangan khas Kutai Barat.

Jambore ini sekaligus menjadi kontribusi nyata terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya pada poin 2 (Mengakhiri Kelaparan) dan poin 12 (Pola Produksi dan Konsumsi Bertanggung Jawab). Lebih dari itu, kegiatan ini merupakan bentuk implementasi dari Education for Sustainable Development (ESD) yang mengintegrasikan nilai budaya, lingkungan, dan ekonomi dalam pembelajaran kehidupan nyata.

Dengan semangat kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, masyarakat adat, dan generasi muda, JPPPL 2025 menjadi bukti bahwa pembangunan pangan berkelanjutan harus dimulai dari desa, dari budaya, dan dari tangan-tangan pemuda yang mencintai akar mereka.(Kaltim Live)

TAG:

TRENDING

Pilihan Editor

Berita Lainnya

Kaltim Live! adalah media berbasis online yang menawarkan perspektif berbeda untuk melihat Kalimantan Timur.

Copyright © 2024. Kaltim Live!