Kaltim Live! Kutai Balikpapan – Proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan terus menunjukkan progres signifikan. Jumat (25/7), jajaran Dewan Komisaris PT Pertamina (Persero) mengunjungi langsung area kilang, menegaskan komitmen mereka untuk mengawal penyelesaian salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang menjadi andalan dalam memperkuat ketahanan energi Indonesia.
Wakil Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Todotua Pasaribu mengungkapkan optimisme terhadap perkembangan proyek yang dikelola PT Kilang Pertamina Balikpapan (KPB) ini. “Secara keseluruhan, progres proyek RDMP Balikpapan telah mencapai sekitar 96 persen. Unit RFCC (Residual Fluid Catalytic Cracking) bahkan sudah menuju 98 persen,” ujarnya di sela-sela kunjungan.
Target operasi unit RFCC dijadwalkan mulai Oktober 2025, dan akan diikuti secara bertahap oleh unit-unit lainnya hingga kilang beroperasi penuh. “Kami akan terus monitor dari awal start-up sampai seluruh unit dapat beroperasi secara optimal,” tambah Todotua.
RDMP Balikpapan bukan hanya proyek teknis, melainkan simbol transformasi industri energi nasional. Proyek ini akan meningkatkan kapasitas pengolahan minyak mentah dari 260 ribu menjadi 360 ribu barel per hari (KBPD), serta menghadirkan produk berkualitas tinggi setara EURO V yang lebih ramah lingkungan. Kompleksitas kilang juga naik tajam, dari NCI (Nelson Complexity Index) 3,7 menjadi 8,0—mengindikasikan kemampuan kilang mengolah berbagai jenis minyak mentah menjadi produk bernilai tambah.
Komisaris Pertamina, Nanik S. Deyang, turut menyampaikan kekagumannya terhadap kontribusi engineer Indonesia dalam proyek ini. “Saya bangga karena proyek ini ditangani oleh lebih dari 400 engineer lokal. Ini menunjukkan kualitas dan kapasitas SDM kita dalam membangun infrastruktur energi berteknologi tinggi,” ungkapnya.
Dalam kunjungan tersebut, rombongan Dewan Komisaris juga meninjau fasilitas utama seperti unit Boiler, Gas Turbine Generator (GTG), dan Main Control Room (MCR). Sejumlah fasilitas strategis telah beroperasi lebih dulu, termasuk unit revamping crude, fasilitas gas Senipah, tangki penyimpanan crude, hingga Single Point Mooring (SPM) dan pipa Lawe-Lawe.
Peningkatan ini tidak hanya akan memperkuat infrastruktur energi nasional, tetapi juga menurunkan konsumsi LPG untuk pembakaran serta meningkatkan efisiensi operasional secara keseluruhan. Teknologi seperti Brackish Water Reverse Osmosis (BWRO), sistem pendingin modern, dan sistem distribusi energi yang efisien menjadi bagian dari transformasi kilang.
VP Legal & Relation PT KPB Asep Sulaeman menyatakan bahwa kehadiran Dewan Komisaris adalah suntikan semangat bagi seluruh tim. “Kolaborasi semua pihak menjadi kunci. RDMP Balikpapan akan menjadi fondasi pasokan energi nasional yang berkelanjutan, sekaligus mencerminkan peran Pertamina sebagai motor kemandirian energi bangsa,” tandasnya.
Dengan target operasi yang semakin dekat, proyek RDMP Balikpapan menjadi penanda era baru kemandirian energi Indonesia. Sebuah transformasi besar yang tidak hanya soal kapasitas, tetapi juga soal kapabilitas bangsa membangun masa depan energi dengan tangan sendiri.(Kaltim Live)