BKPM Tinjau Proyek RDMP Balikpapan-Lawe-Lawe, Investasi USD 7,4 Miliar Dorong Ketahanan Energi Nasional

Share

Direktur Hilirisasi Migas BKPM Muhammad Nasir Udin Latif bersama jajaran PT Kilang Pertamina Balikpapan meninjau fasilitas Main Control Room (MCR) RDMP Balikpapan. Kunjungan ini menegaskan komitmen pemerintah dan Pertamina dalam mempercepat hilirisasi dan memperkuat ketahanan energi nasional.

Kaltim Live! Balikpapan – Proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan dan Lawe-Lawe kembali menjadi sorotan utama sektor energi nasional. Kamis (25/9) bulan lalu, Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melakukan kunjungan kerja ke PT Kilang Pertamina Balikpapan (KPB) untuk meninjau perkembangan proyek yang masuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN) tersebut.

Kunjungan ini menjadi momentum penting dalam memastikan keberlanjutan investasi senilai USD 7,4 miliar sekaligus menegaskan komitmen pemerintah memperkuat ketahanan energi nasional melalui percepatan hilirisasi sektor minyak dan gas bumi.

Diskusi intensif berlangsung di Ruang Cilacap, Gedung New Site Office (NSO) PT KPB, membahas progres pembangunan, strategi percepatan penyelesaian, hingga langkah antisipasi terhadap tantangan teknis di lapangan.

Direktur Hilirisasi Minyak dan Gas Bumi BKPM, Muhammad Nasir Udin Latif, menjelaskan kunjungan ini merupakan tindak lanjut dari Rencana Aksi Nasional Kolaborasi Aksi Akselerasi Proyek Hilirisasi (RENAKSI KOALISI) yang telah disusun pemerintah.

“Kami berkunjung ke KPB untuk menindaklanjuti roadmap hilirisasi yang disusun sejak 2022–2023, sekaligus memastikan target realisasi investasi migas sesuai arah RPJMN 2025–2029,” ujar Nasir.

Menurutnya, RDMP Balikpapan dan Lawe-Lawe memiliki peran vital dalam memperkuat kapasitas industri pengolahan migas nasional sekaligus mengurangi ketergantungan pada impor energi.

Proyek RDMP Balikpapan akan meningkatkan kapasitas pengolahan kilang dari 260 ribu barel per hari (kbpd) menjadi 360 kbpd, serta menaikkan kualitas bahan bakar dari standar EURO II menjadi EURO V yang lebih ramah lingkungan.

Selain itu, kompleksitas kilang turut ditingkatkan melalui penerapan teknologi Residue Fluid Catalytic Cracking (RFCC) berkapasitas 90 kbpd, yang mampu mengubah residu minyak menjadi produk bernilai tinggi seperti gasoline, LPG, dan propylene—bahan baku utama industri petrokimia.

Dengan target produksi propylene sebesar 225 ribu ton per tahun, proyek ini diharapkan mampu mengurangi ketergantungan impor bahan baku sekaligus mendorong pertumbuhan industri manufaktur nasional.

“Kami berharap realisasi investasi RDMP Balikpapan ini mampu menekan impor LPG, BBM, maupun propylene, sehingga hasil produksi kilang benar-benar memberi manfaat bagi kemakmuran rakyat Indonesia,” tegas Nasir.

Dalam kunjungan tersebut, rombongan BKPM meninjau Main Control Room (MCR) RDMP Balikpapan—pusat kendali operasi yang telah terintegrasi dengan sistem digital modern berbasis Distributed Control System (DCS).

Sistem ini memungkinkan pemantauan real-time seluruh proses produksi, memastikan efisiensi, keandalan, serta keselamatan operasional di setiap tahap pengolahan.

Selain manfaat teknis, proyek RDMP juga memiliki dampak ekonomi luas bagi masyarakat lokal. Dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) mencapai 35%, keterlibatan kontraktor dan tenaga kerja lokal menjadi elemen penting dalam proyek ini. Ribuan pekerja dari Balikpapan dan Kalimantan Timur telah terserap, mendorong perputaran ekonomi di wilayah sekitar proyek.

Vice President Legal & Relation PT KPB, Asep Sulaeman, menyebut RDMP merupakan bagian dari transformasi besar industri energi Indonesia.

“RDMP Balikpapan dan Lawe-Lawe akan menjadi tonggak penting dalam memperkuat ketahanan energi nasional, mengurangi ketergantungan impor, serta memberikan multiplier effect bagi ekonomi daerah dan nasional,” ungkap Asep.

Ia menambahkan, seluruh tahapan proyek—mulai dari konstruksi, commissioning, hingga start-up—dijalankan dengan standar keselamatan tinggi dan prinsip keberlanjutan. (Kaltim Live)

TAG:

TRENDING

Pilihan Editor

Berita Lainnya