Kaltim Live! Balikpapan — Ekonomi Kaltim mengalami staganansi, terlihat dari Pertumbuhan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) pada kuartal II/2025 hanya mencapai 1,72% (yoy). Nilai tersebut, masih sangat rendah, sehingga nilai investasi di Bumi Etam perlu ditingkatkan dengan melakukan strategi yang tepat sasaran.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Kaltim, Budi Widihartanto menyatakan nilai PMTB, tertinggal dari pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang tercatat 4,69% (yoy).
Dari sisi pengeluaran, struktur PDRB Kaltim pada kuartal II/2025 masih ditopang oleh net ekspor dan PMTB. Dengan kontribusi PMTB mencapai 35,47%.
“Menjadi salah satu komponen penting menopang pertumbuhan ekonomi daerah,” ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (10/10/2025).
Baca berita Kaltim Live! Batu Bara Masih Dominasi Investasi di Kaltim
Hal ini menunjukkan, investasi masih menjadi tulang punggung ekonomi di Bumi Etam. Namun, kinerjanya mengalami stangansi, sehingga menuntut strategi lebih agresif, sehingga mampu tumbuh lebih tinggi.
Budi menyebutkan, keterkaitan antara PMTB dengan realisasi investasi, baik Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) maupun Penanaman Modal Asing (PMA) mencapai tingkat korelasi 90%. Angka ini mempertegas bahwa setiap peningkatan realisasi investasi berdampak langsung pada pembangunan infrastruktur, penambahan kapasitas mesin, dan peningkatan kapasitas produksi yang pada gilirannya mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
Sayangnya, jarak antara potensi dan realisasi masih terbuka lebar. Hal ini menggarisbawahi, urgensi penguatan fungsi Regional Investor Relation Unit (RIRU) sebagai langkah strategis mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan melalui peningkatan realisasi investasi. Budi menegaskan pentingnya pendekatan komprehensif dalam menarik investor.
“Beberapa strategi yang dapat dilakukan yakni, pertama, penguatan regulasi dan penyusunan skema insentif investasi yang kompetitif. Hal ini bertujuan menciptakan iklim usaha yang kondusif dengan merujuk pada best practice di negara-negara Asean,” tegasnya.
Saat ini, berbagai kendala masih menghambat iklim investasi Kaltim, antara lain tidak sinkronnya, regulasi pusat dan daerah, proses perizinan memakan waktu panjang, insentif belum tepat sasaran, serta minimnya sosialisasi kepada investor.
Sebagai perbandingan, negara-negara Asean seperti Kota Kinabalu (Malaysia), Mingalodon (Kamboja), dan Saigon (Vietnam) telah menawarkan berbagai insentif menarik. Termasuk pembebasan atau pengurangan pajak, kemudahan kepemilikan tanah dan perusahaan, serta dukungan khusus untuk sektor teknologi tinggi dan ekspor.
Baca berita Kaltim Live! Pemprov Buka Keran Investasi Swasta, Tutup Lubang Fiskal karena Pemangkasan Anggaran
Kedua, melakukan pemetaan permintaan pasar global, agar arah investasi Kaltim mampu menjawab kebutuhan level internasional, sambil memaksimalkan potensi daerah.
Data menunjukkan, investasi global pada 2023 meningkat menjadi USD1,38 triliun atau berada di level tertinggi yang pernah tercatat dengan sektor manufaktur mendominasi hingga 44%. Selain itu, komitmen global untuk menurunkan emisi karbon membuka peluang besar bagi investasi di sektor ekonomi hijau, seperti kendaraan listrik. Kebijakan Inflation Reduction Act (IRA) Amerika Serikat dan Carbon Border Adjustment Mechanism (CBAM) Eropa semakin memperkuat tren ini.
“Berdasarkan hal tersebut, arah investasi Kaltim perlu diarahkan pada sektor-sektor yang selaras dengan tren global, khususnya manufaktur dan ekonomi hijau, sehingga dapat memperkuat posisi Kaltim sebagai destinasi investasi strategis yang berdaya saing,” terang Budi.
Dinamika ekonomi global terkini, membuka kesempatan bagi investasi domestik. Perang dagang AS-China menciptakan potensi relokasi industri China ke negara-negara Asean, termasuk Indonesia.
Strategi ‘China+1’, sebagai upaya diversifikasi rantai pasokan global juga meningkatkan permintaan barang manufaktur non-Tiongkok. Dari sisi pasokan investasi, komitmen Pemprov Kaltim melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025-2029 menempatkan peningkatan investasi sebagai fokus utama transformasi ekonomi.
Baca berita Kaltim Live! Kaltim Gandeng Investor Tiongkok Bangun PLTSa
Terlebih lagi, posisi Kaltim sebagai mitra strategis Ibu Kota Nusantara (IKN) yang ditargetkan menggunakan energi baru terbarukan pada 2045, membuka peluang optimalisasi investasi berbasis ekonomi hijau.
Adapun, optimalisasi peluang investasi Kaltim ke depan memerlukan strategi yang mampu mengintegrasikan tren permintaan global, dengan potensi pasokan daerah.
“Promosi investasi harus berlangsung secara adaptif, berbasis data, dan berorientasi pada preferensi investor global, sekaligus menonjolkan keunggulan komparatif dan kompetitif Kaltim. Strategi ini tidak hanya bertujuan menarik arus PMA, tetapi juga memastikan keselarasan dengan agenda pembangunan berkelanjutan serta transformasi ekonomi daerah,” tutup dia. (Kaltim Live)