Inflasi Balikpapan Terkendali, Waspada Lonjakan Permintaan di Bulan Ramadan

Balikpapan mencatat inflasi year-on-year (yoy) sebesar 0,18 persen pada Februari 2025 dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) mencapai 106,36.

Kaltim Live! Balikpapan – Balikpapan mencatat inflasi year-on-year (yoy) sebesar 0,18 persen pada Februari 2025 dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) mencapai 106,36. Kenaikan ini terutama dipicu oleh lonjakan harga di enam kelompok pengeluaran, khususnya makanan, minuman, dan tembakau yang naik 4,87 persen, serta perawatan pribadi dan jasa lainnya yang melambung hingga 8,28 persen.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Balikpapan, Robi Ariadi, bersama Kepala BPS Balikpapan, Marinda Dama Prianto, dalam bincang santai bersama Media Balikpapan, Selasa (4/3.2025) sore, mengungkapkan bahwa tidak semua sektor mengalami kenaikan. Beberapa kelompok justru mengalami penurunan harga yang cukup signifikan, seperti kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga yang anjlok 10,82 persen serta pakaian dan alas kaki yang turun 1,02 persen.

Secara bulanan (mtm), Balikpapan mengalami deflasi sebesar 0,10 persen, yang turut berkontribusi pada deflasi year-to-date (ytd) sebesar 0,75 persen hingga Februari 2025. Beberapa komoditas yang menyumbang deflasi antara lain tarif listrik, daging ayam ras, tomat, kangkung, dan ikan bandeng. Sebaliknya, inflasi bulanan masih didorong oleh kenaikan harga angkutan udara, emas perhiasan, minyak goreng, serta beras dan cabai rawit.

Dibandingkan tahun sebelumnya, inflasi di Balikpapan menunjukkan tren penurunan. Pada Februari 2024, inflasi yoy tercatat 3,22 persen, sementara di Februari 2023 bahkan lebih tinggi, mencapai 5,96 persen. Tren ini menunjukkan stabilitas harga yang lebih baik, meskipun masih ada fluktuasi di beberapa sektor, terutama pangan dan energi.

Menurut Robi, sektor transportasi udara menjadi salah satu penyumbang inflasi terbesar, sementara kenaikan harga beras dan cabai rawit disebabkan oleh faktor pasokan dan permintaan. Untuk menjaga inflasi dalam rentang target 2,5% ± 1%, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Balikpapan terus menjalankan strategi 4K: keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif.

“Kami terus berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk memastikan stabilitas harga dan daya beli masyarakat tetap terjaga. Dengan kerja sama yang kuat, inflasi di Balikpapan diharapkan tetap terkendali,” ujar Robi.

Masyarakat diimbau untuk tetap mencermati pergerakan harga kebutuhan pokok, terutama pangan dan energi yang masih cukup dinamis. Pemerintah daerah bersama TPID akan terus berupaya menjaga stabilitas harga agar daya beli masyarakat tidak terganggu.(Kaltim Live)

TAG:

TRENDING

Pilihan Editor

Berita Lainnya

Kaltim Live! adalah media berbasis online yang menawarkan perspektif berbeda untuk melihat Kalimantan Timur.

Copyright © 2024. Kaltim Live!