Kaltim Live! Balikpapan – Badan Pusat Statistik mencatat, inflasi tahunan Balikpapan di level 1,11 % (yoy). Angka ini masih dibawah inflasi tahunan nasional yang mencapai 1,57 %. Sedangkan di Desember Balikpapan mencatat inflasi sebesar 0,33 %.
Kepala Kantor Perwakilan BI Balikpapan, Robi Ariadi, mengatakan, komoditas penyumbang utama inflasi di Balikpapan meliputi ikan layang, kangkung, air kemasan, bayam, dan tomat. Kenaikan harga tomat dan ikan layang dipicu oleh curah hujan tinggi yang mengganggu pasokan.
Sementara itu, kenaikan harga air kemasan terjadi akibat peningkatan harga dari distributor. Adapun permintaan yang meningkat menyebabkan kenaikan harga pada kangkung dan bayam.
“Di sisi lain, beberapa komoditas mengalami deflasi, seperti angkutan udara, sabun mandi cair, dan emas perhiasan, yang membantu menahan laju inflasi lebih lanjut. Penurunan tarif tiket pesawat selama periode Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan Tahun Baru menjadi penyebab utama deflasi pada angkutan udara. Penurunan harga emas perhiasan didorong oleh tren global, sedangkan penurunan harga sabun mandi cair terkait dengan penurunan harga dari distributor,” jelasnya dalam keterangan resminya, Senin (6/1/2025).
Ia menambagkan, inflasi tahunan di Kota Balikpapan Desember 2024 masih berada dalam level yang terjaga meskipun sedikit di bawah target nasional sebesar 2,5% ± 1%. Survei Konsumen yang dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan menunjukkan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) mencapai 143%, mencerminkan optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi.
Optimisme ini didukung oleh daya beli masyarakat yang terjaga, sebagaimana terlihat dari peningkatan transaksi QRIS di Balikpapan (2,30% mtm) dan Kabupaten PPU (3,47% mtm) pada November 2024 dibandingkan bulan sebelumnya.
Ke depan, inflasi daerah perlu diwaspadai, terutama akibat potensi gangguan pasokan pangan seperti tomat, cabai rawit, dan cabai merah karena curah hujan tinggi. Selain itu, peningkatan permintaan yang dipicu oleh kenaikan UMK 2025, perayaan Ramadhan yang lebih semarak, serta berbagai event dan pembangunan infrastruktur di IKN dapat turut memengaruhi inflasi.
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Balikpapan, terus bersinergi melalui langkah-langkah strategis, seperti, High Level Meeting TPID untuk merumuskan kebijakan pengendalian inflasi, penguatan kerja sama antar daerah (KAD) dan optimalisasi toko penyeimbang, gelar pangan murah dan Operasi Pasar secara intensif, serta gerakan pemanfaatan lahan pekarangan untuk hortikultura.
Bank Indonesia juga mendukung program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) untuk menjaga inflasi daerah sesuai target nasional pada tahun 2025 sebesar 2,5% ± 1%.