Kaltim Live! Jakarta – Inovasi berkelanjutan di sektor keuangan digital kembali menjadi katalis pertumbuhan ekonomi berbasis aset kripto di Indonesia. Melalui produk Pintu Futures, aplikasi investasi aset digital PINTU meluncurkan dua fitur baru—Adjustable Leverage dan Initial Margin Buffer—yang dinilai mampu memperkuat kepercayaan investor dan mendorong volume perdagangan derivatif crypto di tanah air.
Kehadiran fitur tersebut menjadi momentum penting bagi industri derivatif kripto nasional yang dalam setahun terakhir menunjukkan pertumbuhan eksponensial. Berdasarkan data Bursa Kripto CFX, nilai transaksi derivatif crypto sejak diluncurkan pada September 2024 hingga September 2025 mencapai Rp73,8 triliun, dengan total 192 kontrak aktif yang diperdagangkan.
Head of Product Marketing PINTU, Iskandar Mohammad, menyebut inovasi fitur baru ini bukan hanya soal peningkatan pengalaman pengguna, tetapi juga strategi untuk menjaga dinamika pasar agar tetap sehat dan berkelanjutan.
“Fitur Adjustable Leverage dan Initial Margin Buffer kami rancang untuk memberi fleksibilitas serta perlindungan ekstra bagi pengguna. Dengan begitu, trader dapat lebih adaptif terhadap volatilitas pasar dan terhindar dari risiko likuidasi berlebih,” ujar Iskandar.
Fitur Adjustable Leverage memungkinkan pengguna mengatur daya ungkit mulai dari 1x hingga 25x, sesuai profil risiko dan strategi investasi masing-masing. Sementara Initial Margin Buffer berfungsi menambah lapisan keamanan dengan mengunci margin tambahan secara otomatis saat volatilitas meningkat.
Langkah inovatif ini terbukti berdampak langsung pada performa bisnis. Volume trading Pintu Futures pada kuartal III 2025 meningkat hampir 200% (QoQ), diikuti dengan pertumbuhan pengguna baru dan pengguna aktif sebesar 20%.
Pertumbuhan ini memperkuat peran sektor derivatif crypto sebagai salah satu pendorong ekonomi digital Indonesia. Aktivitas perdagangan aset digital yang semakin masif menandakan meningkatnya literasi dan kepercayaan masyarakat terhadap instrumen investasi modern.
“Ekosistem derivatif crypto kini menjadi bagian dari transformasi ekonomi digital nasional. Dengan pengelolaan risiko yang baik dan dukungan regulasi, sektor ini berpotensi memberikan kontribusi nyata terhadap inklusi keuangan dan daya saing industri fintech di Indonesia,” kata Iskandar.
Peningkatan volume transaksi juga diiringi dengan semakin luasnya akses terhadap produk turunan seperti BTCUSDT-PERP, ETHUSDT-PERP, SOLUSDT-PERP, PEPEUSDT-PERP, dan XRPUSDT-PERP—lima kontrak yang paling aktif diperdagangkan di Indonesia.
Meski peluangnya besar, Pintu menekankan pentingnya edukasi dan kesadaran risiko bagi investor pemula.
“Perdagangan derivatif crypto berisiko tinggi. Karena itu kami menyediakan materi edukatif lengkap di Pintu Academy, aplikasi utama, dan kanal digital kami agar pengguna memahami strategi dan manajemen risiko dengan baik,” tambah Iskandar.
Melalui pendekatan ini, Pintu tidak hanya memosisikan diri sebagai platform perdagangan, tetapi juga sebagai mitra edukatif dalam membangun ekosistem investasi kripto yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.
Ekspansi fitur di Pintu Futures sekaligus menggambarkan arah baru transformasi pasar finansial digital di Indonesia. Inovasi produk, peningkatan volume transaksi, serta perbaikan tata kelola risiko menciptakan fondasi penting bagi terciptanya ekosistem derivatif crypto yang sehat, likuid, dan kompetitif.
Dengan tren pertumbuhan hampir dua kali lipat dalam setahun, sektor ini diprediksi akan menjadi salah satu kontributor utama dalam peta ekonomi digital nasional 2026, seiring meningkatnya adopsi aset digital di kalangan investor ritel maupun institusional.(Kaltim Live)