Tetaplah Tersenyum Sang Visioner Kaltim
Kaltim Live! Samarinda – Kalimantan Timur kehilangan salah satu putra terbaiknya. Gubernur Kaltim 2008-2018 Awang Faroek Ishak, mengembuskan napas terakhirnya pada Minggu (22/12/2024).
Suasana haru dan penuh duka menyelimuti langit di Tenggarong, saat jenazahnya dimakamkan di Kuburan Muslimin Kelurahan Sukarame, Senin (23/12/2024).
Tampak sang putri, Dayang Donna Faroek ikut mengiringi kepergian sang ayahanda. Bersama dengan ratusan bahkan ribuan masyarakat, serta puluhan pejabat dan tokoh penting di Kaltim, ikut mengantarkan kepulanganya sang visioner ke peristirahatan terakhirnya.
Bagi kalangan jurnalis datuk AFI, adalah sosok yang ramah dan mudah memberikan pernyataan Ketika ditanya tentang pelbagai hal. Ingatannya kuat. Nada bicaranya tenang dan tidak mudah terpancing emosi.
Walau jarang bergurau, tapi juga tidak ketus. Penulis juga beberapa kali, pernah mewawancarai beliau.
Bahkan momen pertama masih sangat membekas diingatan penulis. Tepatnya pada awal 2015. Saat itu, AFI yang menjabat sebagai gubernur di periode keduanya sedang bernegosiasi agar mendapat jatah 10 persen blok minyak dan gas hulu Mahakam.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) saat itu, yakni Sudirman Said bertemu dalam suasan rapat yang sangat terbatas dengan Gubernur AFI dan Bupati Kutai Kartanegara Rita Widyasari di Hotel Gran Senyiur Balikpapan.
Rapat dimulai pukul 19.00 Wita. Selesai sekitar pukul 23.00 Wita. Hampir menjelang dinihari.
Ketika selesai rapat, gubernur mempersilakan wartawan yang sudah berjam-jam menunggu untuk mengabadikan momen penyerahan dokumen Participating Interest 10 persen, dari Menteri Sudirman Said kepada Bupati Rita. Setelah itu dilanjutkan momen wawancara yang kurang lebih berlangsung hingga 1 jam.
Momen itu mungkin satu dari sekian banyak perjuangan AFI kepada Benua Etam. Agar, sumber daya yang dimiliki Kaltim dapat dirasakan juga oleh masyarakat. Walaupun memang masih banyak kekurangan, tapi persoalan ini bisa dibahas di lain kesempatan.
Momen lainnya, adalah menjelang periode akhir jabatan AFI sebagai gubernur. Saat itu, dia melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Berau, tepatnya wilayah pesisir selatan. Mulau dari Kecamatan Talisayan hingga Bidukbiduk.
Saat itu, AFI sudah hanya dapat bergerak menggunakan kursi roda. Tapi keterbatasan fisik, tidak mengurangi semangatnya untuk bisa mengunjungi wilayah paling utara di Kaltim.
Perjalanan berjam-jam itu, dilalui dengan aman dan tanpa ada masalah. Bahkan, dia beberapa kali berhenti untuk menyapa masyarakat.
Saat itu ia hendak meresmikan Rumah Sakit Tipe C Talisayan. Serta melihat potensi yang ada di wilayah pesisir selatan Berau, yang terkenal dengan potensi perikanannya.
Setelah dua periode menjabat sebagai orang nomor satu di Pemprov Kaltim, AFI tak langsung pensiun dari dunia politik. Dia Kembali mencoba peruntungan untuk menapaki karirnya di Senayan sebagai Anggota DPR RI.
Langkahnya mulus. Dia berhasil terpilih bersama 7 orang legislatif lainnya, sebagai representative Benua Etam di DPR RI.
Penulis yang di periode ini juga berkarir di Jakarta sebagai seorang pewarta di salah satu surat kabar nasional, sempat meminta Waktu kepada Awang Faroek untuk wawancara. Namun, beberapa kali jadwal yang direncanakan tak kunjung datang.
Entah karena berhalangan karena ada urusan kerjaan, atau kesehatan. Di momen 2019-2024, beliau beberapa kali sempat dikabarkan masuk rumah sakit.
Di periode ini jugalah, AFI diterpa kabar kurang menyenangkan. Ihwal perizinan tambang, yang juga kembali menyeruak ke pemerkuaan beberapa bulan lalu.
Tapi mantan Bupati Kutai Timur ini tidak bergeming. Proses pemeriksaan tetap dijalankan. Bahkan di sisa-sisa kekuatannya beberapa bulan lalu.
Penulis sempat bertemu Datuk AFI beberapa bulan lalu. Beliau saat itu hadir, untuk memberikan semangat kepada sang putri untuk mengikuti kontestasi di Pilkada PPU 2024.
Kehadirannya secara langsung, membuat ribuan masyarakat Benua Taka ikut yang hadir dalam acara deklarasi kontestasi Dayang Donna Faroek di Pilkada PPU 2024 sebagai calon wakil bupati, ikut merasakan semangat yang ditularkannya. Kehadirannya dan kharismanya memang tidak ada duanya.
Waktu itu, beliau mengenakan kemeja koko putih, celana hitam dan kopiah hitam. Seusai acara, penulis bertemu dengan beliau dan mendoakan untuk kesehatannya.
Walau sudah sulit untuk berbicara, tapi dia tetap tersenyum. Raut wajahnya juga terlihat Bahagia.
AFI memang memiliki kenangan tersendiri bagi masyarakat PPU. Apalagi salah satu proyek yang diinisiasinya yakni Jembatan Pulau Balang kini sudah bisa dinikmati masyarakat. Yang dapat menghubungkan Balikpapan dan Kecamatan Sepaku sebagai salah satu lokasi Ibu Kota Nusantara (IKN) semakin dekat dan mudah, serta hemat biaya.
Terlalu banyak ide dan gagasan yang diberikan AFI kepada Kaltim. Hingga tulisan ini mungkin tidak cukup untuk merangkum seluruh sumbangsihnya kepada Benua Etam.
Selamat jalan sang visioner, teruslah tersenyum dari surga kepada warga Kaltim. (Kaltim Live)