Pejuang Nasionalis dari Kaltim yang Membentuk NKRI
Kaltim Live! – Inche Abdoel Moeis adalah tokoh nasionalis besar dari Kalimantan Timur yang telah mengabdikan hidupnya untuk perjuangan kemerdekaan dan pembangunan bangsa. Sebagai gubernur kedua Kalimantan Timur, ia dikenal dengan semangat patriotisme yang tinggi dan dedikasi terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Meskipun perjalanan karier politiknya penuh tantangan dan kontroversi, jejak perjuangannya tetap menjadi inspirasi bagi banyak orang.
Masa Muda
Lahir pada 2 Agustus 1920 di Samarinda, Kalimantan Timur, Inche Abdoel Moeis tumbuh dalam lingkungan yang dipenuhi semangat perjuangan melawan penjajahan. Pendidikan formalnya memberinya fondasi intelektual yang kuat. Pada tahun 1943, ia memperoleh beasiswa untuk melanjutkan pendidikan di Jepang, sebuah pencapaian langka pada masa itu. Selama di Jepang, Moeis menyerap banyak pemikiran modern, termasuk ideologi nasionalisme dan prinsip-prinsip kesetaraan.
Sepulang dari Jepang pada 1947, ia segera bergabung dengan Ikatan Nasional Indonesia (INI), sebuah partai politik lokal yang mendukung Republik Indonesia di Samarinda. Organisasi ini menjadi kendaraan bagi Moeis untuk menyuarakan aspirasi rakyat Kalimantan Timur yang menginginkan kebebasan dari kolonialisme.
Perjuangan dalam Revolusi Kemerdekaan
Dalam masa-masa revolusi, Moeis mengambil peran penting dalam membangun kesadaran nasional di Kalimantan Timur. Sebagai seorang pendukung Soekarno dan ideologi Marhaenisme, ia berkomitmen pada prinsip menentang penindasan manusia atas manusia dan bangsa atas bangsa. Melalui Dewan Kalimantan Timur, ia menjadi suara rakyat yang gigih memperjuangkan kemerdekaan.
Namun, perjuangannya tidak luput dari kontroversi. Kelompok pejuang di Balikpapan sempat menuduh INI, partai tempat Moeis bernaung, bekerja sama dengan Belanda. Tuduhan ini menjadi batu sandungan, tetapi Moeis tetap teguh pada prinsipnya dan berusaha membuktikan kesetiaannya pada cita-cita republik.
Menjadi Gubernur Kalimantan Timur
Pada 3 Maret 1959, Inche Abdoel Moeis dilantik sebagai Kepala Daerah Kalimantan Timur. Jabatan ini merupakan puncak dari pengabdiannya sebagai seorang tokoh politik. Namun, perjalanan kepemimpinannya tidak berjalan mulus. Situasi politik yang dinamis di daerah membuat masa jabatannya hanya berlangsung kurang dari tiga bulan. DPRD Kalimantan Timur akhirnya memakzulkan Moeis, sebuah keputusan yang menyisakan luka dalam perjalanan kariernya.
Meskipun demikian, Moeis tidak mundur dari dunia politik. Ia tetap menjadi sosok yang dihormati dan pada tahun 1972 terpilih sebagai anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) mewakili Partai Nasional Indonesia (PNI) untuk periode 1972–1977. Dalam peran ini, ia terus memperjuangkan kepentingan Kalimantan Timur di tingkat nasional.
Warisan dan Penghormatan
Nama Inche Abdoel Moeis kini diabadikan sebagai nama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) di Samarinda, sebuah penghormatan atas jasa-jasanya dalam membangun daerah dan memperjuangkan kemerdekaan. RSUD Inche Abdoel Moeis menjadi simbol pengakuan masyarakat atas pengabdiannya.
Moeis meninggal dunia pada tahun 1978 di Jakarta, meninggalkan warisan besar sebagai seorang pejuang tanpa pamrih. Bagi rakyat Kalimantan Timur, ia bukan hanya seorang pemimpin, tetapi juga seorang pelopor yang telah memberikan arah perjuangan.
Inche Abdoel Moeis adalah contoh nyata dari sosok yang tak gentar menghadapi tantangan demi memperjuangkan kemerdekaan dan kesejahteraan rakyat. Meskipun perjalanan hidupnya tidak selalu mulus, semangat dan dedikasinya terhadap bangsa tetap menjadi inspirasi. Kisah hidupnya adalah bukti bahwa seorang tokoh besar tidak hanya diukur dari pencapaian politik, tetapi juga dari ketulusan perjuangan untuk rakyat dan bangsanya. (Kaltim Live)
*) tulisan ini dibuat oleh Kecerdasan Buatan
Sumber lainnya : Wikipedia, Tirto