Integrasi Utilitas Tuntas, RDMP Balikpapan Siap Start-up Unit RFCC demi Ketahanan Energi Nasional

Share

Kesiapan Operasional. Unit utilitas Sea Water Reverse Osmosis (SWRO) di PT Kilang Pertamina Balikpapan (KPB) yang telah berhasil di-start-up. Pengoperasian fasilitas pengolahan air berteknologi tinggi ini menjamin suplai air stabil untuk mendukung start-up unit RFCC dan memperkuat kemandirian energi nasional.

Kaltim Live! Balikpapan – Proyek Strategis Nasional (PSN) Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan dan Lawe-Lawe besutan PT Kilang Pertamina Balikpapan (KPB) telah memasuki fase krusial. Perusahaan mengumumkan keberhasilan merampungkan commissioning dan start-up sejumlah fasilitas utilitas vital, sebuah pencapaian yang menandai kesiapan operasional penuh menuju pengoperasian unit utama Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC). Keberhasilan ini tidak hanya memuluskan transformasi energi nasional, tetapi juga memperkuat pasokan BBM dan Non-BBM dalam negeri.

Vice President (VP) Legal & Relation PT KPB, Asep Sulaeman, menegaskan bahwa tuntasnya pengoperasian fasilitas pendukung ini merupakan tonggak penting menuju kesiapan kilang modern Pertamina. “Melalui fasilitas ini, kami memastikan suplai air dan udara berjalan stabil agar seluruh proses kilang beroperasi secara efisien dan aman. Pencapaian ini menunjukkan kesiapan sistem pendukung sebelum memasuki tahap start-up unit utama RFCC,” terang Asep.

Kilang RDMP Balikpapan kini mengukuhkan diri sebagai kilang modern di Indonesia dengan kapasitas pengolahan air terbesar yang mampu beroperasi secara mandiri. Kemandirian ini dicapai melalui adopsi teknologi Reverse Osmosis (RO), sebuah sistem penyaringan canggih berbasis membran yang mampu memisahkan garam, logam berat, dan partikel halus.

Fasilitas pengolahan air laut (Sea Water Reverse Osmosis/SWRO) didukung Sea Water Intake (SWI) yang mampu mengalirkan $22.500 \, m^3/jam$ air laut, di mana lima unit SWRO kemudian mengubahnya menjadi air tawar berkualitas tinggi dengan kapasitas $4.115 \, m^3/jam$. Selain itu, fasilitas Brackish 

Water Reverse Osmosis (BWRO) berkapasitas $3.500 \, m^3/jam$ juga siap mengubah air payau. Hasil dari kedua fasilitas ini merupakan air proses esensial yang digunakan untuk sistem pendinginan dan bahan baku ketel uap (boiler).

Untuk menjamin kestabilan suhu proses dan efisiensi energi, proyek ini juga dilengkapi dua fasilitas pendingin air (Cooling Tower) dengan total kapasitas gabungan mencapai lebih dari $77.000 \, m^3/jam$. Air yang telah didinginkan akan disirkulasikan kembali ke berbagai unit proses seperti alat penukar panas dan kompresor, memastikan kinerja optimal.

Tidak hanya air, ketersediaan fasilitas penghasil udara yaitu Instrument Air dan Plant Air juga berperan vital. Udara bertekanan ini berfungsi menggerakkan berbagai peralatan otomatis, katup, dan sistem kontrol di seluruh area kilang, memastikan setiap proses berlangsung dengan presisi dan aman.

Seluruh sistem utilitas yang kompleks ini dikendalikan secara terintegrasi melalui Utilities Control Room (UCR). Ruangan kendali ini bertindak sebagai pusat saraf yang memantau dan mengontrol kinerja fasilitas pendukung secara real-time, menjamin keandalan operasional secara menyeluruh. Keberhasilan integrasi sistem utilitas ini memantapkan kesiapan RDMP Balikpapan untuk beroperasi secara optimal dan andal, menjadikannya langkah strategis Pertamina dalam memperkuat ketahanan energi nasional.(Kaltim Live)

TAG:

TRENDING

Pilihan Editor

Berita Lainnya