Kaltim Live! Samarinda – PT PLN (Persero) terus memperkuat sektor kemaritiman di Kalimantan Timur melalui penyediaan pasokan listrik andal bagi industri galangan kapal. Melalui program Borneo Electric Solutions for Shipyard, PLN Unit Induk Distribusi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara (UID Kaltimra) membantu pelaku industri beralih dari penggunaan genset berbahan bakar minyak menuju listrik PLN yang lebih efisien, stabil, dan ramah lingkungan.
Program yang digagas Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Samarinda ini menjadi terobosan penting bagi Kalimantan Timur — salah satu pusat industri galangan kapal terbesar di Indonesia.
Sebelumnya, sebagian besar pelaku galangan mengandalkan genset konvensional dengan biaya operasional tinggi dan emisi karbon besar. Namun kini, setelah beralih ke listrik PLN, mereka menikmati penghematan biaya hingga 40–60 persen, peningkatan kecepatan produksi, serta lingkungan kerja yang lebih bersih dan tenang.
Hingga saat ini, total daya tersambung melalui program Borneo Electric Solutions for Shipyard telah mencapai 2,69 MVA, melayani 22 pelanggan galangan kapal di Samarinda dan sekitarnya.
Salah satu pelanggan yang baru bergabung adalah PT Danny Samudera Raya Line, dengan tambahan daya sebesar 197 kVA. Perusahaan ini kini memiliki tiga sambungan listrik aktif dari PLN.
Perwakilan perusahaan, Tony Kurniawan, mengaku merasakan langsung manfaat besar setelah tersambung dengan layanan Borneo Electric Solutions.
“Sebelum pakai listrik PLN, kami harus menyalakan beberapa genset setiap hari. Biaya bahan bakarnya tinggi dan suara bisingnya mengganggu. Sekarang jauh lebih efisien, biaya turun signifikan, kerja lebih cepat, dan suasana kerja lebih nyaman. Pelayanan PLN juga cepat dan responsif,” ujarnya.
General Manager PLN UID Kaltimra, Muchamad Chaliq Fadli, menegaskan bahwa program Borneo Electric Solutions bukan sekadar penambahan daya, melainkan solusi menyeluruh yang disesuaikan dengan karakteristik industri galangan kapal.
“Borneo Electric Solutions for Shipyard menghadirkan standar baru bagi industri maritim di Kalimantan Timur — lebih efisien, dapat diprediksi, dan berkelanjutan. Ini bukan hanya soal energi listrik, tapi tentang produktivitas, daya saing, dan keberlanjutan ekonomi daerah,” tegas Chaliq.
Sementara itu, Manager PLN UP3 Samarinda, Hendra Irawan, menambahkan bahwa pihaknya memastikan pasokan listrik selalu stabil untuk mendukung berbagai aktivitas utama di galangan kapal, seperti pengelasan, pengangkatan, pemotongan, hingga pengecatan kapal.
“Fokus kami adalah memperkecil downtime dan memastikan pelanggan tetap produktif. Kami juga memberikan pendampingan teknis berkelanjutan untuk menjamin keandalan suplai listrik,” jelas Hendra.
Sebagai layanan terintegrasi, Borneo Electric Solutions for Shipyard tidak hanya menyediakan sambungan daya, tetapi juga mencakup konsultasi kebutuhan beban, percepatan proses penyambungan, dan sistem smart metering untuk memantau konsumsi energi secara real time.
Ke depan, PLN berkomitmen memperluas penerapan program ini melalui sinergi dengan pemerintah daerah, pelaku usaha, dan lembaga vokasi, guna memperkuat ekosistem industri maritim yang produktif, kompetitif, dan berkelanjutan di Kalimantan Timur.
“Kami ingin Samarinda menjadi contoh bagaimana energi bersih PLN bisa mendorong sektor industri maritim naik kelas — tidak hanya efisien secara ekonomi, tetapi juga ramah lingkungan,” tutup Hendra.(Kaltim Live)